2021 So Far~

Assalamualaikum!

Tulisan pertama di 2021 check, hehe! Susah ternyata ya merutinkan nulis. Males dan ngga tau apa yang mau bener-bener ditulis adalah kombinasi yang luar biasa untuk ngga nulis. Tapi, yasudahlah, saya ngga mau terlalu maksain diri. Kalau mau nulis juga bakalan update ini blog. Kayak sekarang nih, walaupun cuma sekadar cerita-cerita ringan.

Well, sesuai judulnya yang tidak kreatip: Jadi, gimana 2021 sejauh ini? 

Masih Pandemi

Sudah anniversary yang pertama aja nih si korona. Rasanya masih ngga nyangka sih bakal selama ini, dan entah akan berapa lama lagi. Tapi kalo dilihat-lihat, masyarakat sudah mulai mencoba untuk hidup berdampingan dengannya, ya (?), sambil tetap menjaga protokol kesehatan sebaik mungkin dan nunggu dapet giliran vaksin (buat yang belum). Kalaupun sudah divaksin, juga mesti tetep jaga-jaga sih, apalagi karena ada varian baru yang udah mulai bermunculan di Indonesia. Tapi semoga kita sekeluarga selalu dilindungi Allah dari virus-virus berbahaya ini ya, aamiiin!

PULANG

By the way, saya sendiri sudah balik ke Surabaya (sejak Juli 2020 sih) dan remote working dari kamar. Waktu itu juga agak maju mundur saat memutuskan balik. Bahkan berubah jadi jahat sama diri sendiri dengan bilang “Kalau sampai kepulangan ini membuat anggota keluarga kenapa-napa (dalam artian saya-nya membawa virus dan menularkan ke anggota keluarga), saya bakal nyalahin diri seumur hidup”. Tapi karena (akhirnya) sudah dapat restu dari keluarga, saya balik juga nih, bareng temen satu mess yang juga satu kota asal.

Kami saat itu memilih untuk naik pesawat, biar lebih cepat sampai jadi ngga perlu berlama-lama di perjalanan. Yang dikhawatirkan kalau lama di perjalanan tuh bakal seenggaknya sekali/duakali ke toilet untuk buang air. Kan serem ya kalo berbagi tempat umum di saat pandemi kayak gini. Belum lagi berada dalam satu ruang bersama beberapa orang dalam waktu yang lama juga.

Tapi saat naik pesawat juga ternyata tetep sereem! Karna waktu itu (entah ini emang seperti ini atau waktu itu lagi ramai ya) ternyata minim social distancing waktu mau masuk sampai di dalam pesawat. Saya kira tadinya tuh sepi, karena selama di bandaranya sepi. Dan saya kira juga ada pengurangan penumpang jadi waktu di dalam pesawat duduknya berjarak, tapi ternyata engga :”) Saya ngga lihat lengkap sih, tapi setidaknya saya dan penumpang-penumpang di depan saya, duduknya bertiga-bertiga. Untungnya dari maskapai menyediakan face shield (walaupun saya dan teman juga sudah membawa) untuk para penumpang. Jadi selama di dalam pesawat, saya memakai face shield tersebut. Alhamdulillah sekali karena sampai beberapa minggu setelah kepulangan, saya dan keluarga aman.

Lebaran (Idulfitri 1442 H) di Rumah

Akhirnya setelah merasakan ngga pulang kampung di hari raya, sejak lebaran iduladha tahun lalu dan idulfitri tahun ini, saya kembali berkumpul sama keluarga! Cuma untuk tahun ini, kami sudah salat eid di masjid dekat rumah dengan menggunakan masker. Sudah cukup memberanikan diri karena kelurahan kami sudah ngga zona merah. Lagipula saya juga sudah ngga suci-suci amat sebagai orang yang diam di rumah melulu karna sudah beberapa kali meet up dengan teman-teman di mal. 

Di lebaran ini saya dan keluarga ngga kemana-mana sih. Sejak korona juga belum pulang kampung ke Jombang. Kangen juga sih bepergian waktu lebaran. Biasanya abis silaturahim sama keluarga di Jombang, kami pergi ke Malang buat liburannya. Tapi karena pandemi, agak ngeri juga kalau dateng ke tempat wisata yang rame kayak di Malang. 

Sahabat Menikah!

Photo by Marisa Morton on Unsplash

Ini nih acara yang cukup ditunggu-tunggu sehabis lebaran. Jadi dua temen deketku sejak SMA menikah di tanggal yang hampir bersamaan, Fahmi dan Marina. Tapi nikahnya bukan mereka ya, maksudnya masing-masing bersama pasangannya gitu. Eh, bisa dipahami kan ya? Maksudnya teh Fahmi sama pasangan (Rani), Marina pun begituu~ wkwk. Tapi karna posisi sekarang sudah di Surabaya, jadi saya ngga bisa hadir di acara Fahmi (karna resepsinya di Jakarta), jadi cuma datang di acara Marina di Surabaya.

Semoga mereka dan pasangan diberkahi pernikahannya ya oleh Allah SWT, dan langgeng sampai di akhirat, aamiin ya Rabbal’alamin ❤

SBMPTN~

Tanggal 14 Juni 2021 kemarin ada pengumuman seleksi masuk PTN jalur SBMPTN nih. Sempat jadi trending juga di Twitter. Nah, tahun ini adek saya juga ikut seleksi ini. Saya yang ngga ikutan ujiannya, ikut deg-degan-nya sebelum pengumuman. Terus alhamdulillah sekali, adek saya dinyatakan lulus! Saya jadi terharu 🥺

Tapi sama seperti ujian-ujian lainnya ya; kelulusan itu bukan akhir dari perjalanan, justru merupakan sebuah awal. Apalagi berubah jenjang, makin susah. Tapi bukan berarti ngga mungkin dilakukan! Ya semoga aja Allah selalu menolong adek saya dan yang baru-baru masuk kuliah untuk bisa survive, dan Allah memberi mereka ilmu yang bermanfaat, ya, aamiin ya Rabbal’alamin!

Dan buat yang belum lulus di seleksi ini:

Dua tulisan yang mantap dan menurut saya cocok untuk menghadapi berbagi kegagalan.

Walaupun belum sukses-sukses amat, tentunya saya juga pernah mengalami kegagalan. Akan tetap susah menerima, meski sudah berkali-kali kejadian. Tapi untuk membantunya, ada hal yang saya pegang ketika berusaha menerima kegagalan atau penolakan, yaitu bahwa jika kegagalan itu terjadi ketika kita sudah berusaha sebaik mungkin, artinya itu memang bukan rezeki (bukan yang terbaik buat kita) atau belum waktunya aja. Ya… bahwa, hidup kita emang sudah ada yang mengatur. Allah yang lebih tau, hal-hal gaib, hal-hal di masa mendatang. Kita mana tau yang beginian, hehe. Klise sih, tapi emang begitu adanya kan?

The concept of rizq is so beautiful man. Like even when you eat a piece of fruit it was always written for you, from the moment it grew from the tree, it went through all these people and traveled all this way until it was in your hands. It was always meant to be yours. Everything in this world that is meant to be yours has your name on it and Allah has willed it to eventually reach you, one way or another. From every rice grain you’ll ever eat, to every person you’ll ever love. It’s so comforting to think about it.

(lupa akun instagram-nya 🙏)

Jadi buat kamu, saya, dan semua yang pernah, sedang, atau akan mengalami kegagalan atau penolakan: Semoga bisa tetap semangat ya! Semoga bisa pulih dari kesedihan. Ngga harus H+1 setelah kejadian. Pelan-pelan aja. It’s okay! Really. Dan ini ada pesan yang bagus juga dari Mba Analisa: Give yourself permission to do it again, to try again! ❤

* * *

Jadi melow gini ya. Saya sudahi aja deh tulisan ini, wkwk.

One thought on “2021 So Far~

Leave a comment